Kegagalan adalah tonggak dari keberhasilan
Mungkin itulah kata yang patut dicamkan agar kita tidak mudah putus asa. Berawal dari gagalnya tanam padi musim kedua tahun 2013 karena banyak / semua mati ngleles karena Jamur . Hadi Nuryanto ( PAK EDY ) mencoba berfikir mencari jalan alternatif untuk mengembalikan modal tanam di lahan 0.5 ha miliknya yang gagal tanam,
Bersama penyuluh pertanian, Pak Edy berbekal alat pinjaman mencoba menenami kembali lahannya dengan sistem TABELA untuk menghemat biaya tanam. Alhasil dari situlah Pak Edy dapat bangkit kembali dengan hasil tanaman padi yang lebih baik dari sebelumnya.
TABELA adalah teknologi baru bagi kita. Tabela ( Tanam Benih Langsung ) merupakan salah satu teknik tanam padi.
Pada perkembanganya teknik penyempurnaan Tabela-pun berkembang salah satunya adalah BAYTANI.
Baytani Alat Sebar Benih Padi Sistem Tabela.Baytani singkatan dari Bayer
dan petani, atau Bayer – Tabela – Harmani, ini berarti suatu komitmen
bahwa Bayer menjadi partner petani dalam bercocok tanam padi sistem
tabela yang baik.
Baytani dirancang bangun oleh Harmani Dwidjowinoto pada 2005 yang pada
saat itu masih menjadi karyawan PT Bayer Indonesia, Bayer CropScience.
Kelebihan Baytani dibandingkan tabela yang sudah ada di antaranya
kebutuhan benih lebih sedikit.
Tanaman
larikan dan ada jarak tanam dalam barisan sehingga tanaman rapi seperti
pada sistem pindah tanam. Benih padi tidak akan hilang walaupun turun
hujan setelah sebar. Dan populasi tanaman tidak sepadat sistem tabela
yang sudah ada sehingga memungkinkan kuantitas dan kualitas produksi
lebih baik.
Spesifikasi Baytani
Baytani dibuat dari kayu dan plastik, panjang total 210 cm; lebar 52 cm,
tinggi tanpa penarik 52 cm dan berat 11,5 kg. Konstruksinya knock down
untuk mempermudah dibawa dalam pengangkutan. Kebutuhan benih 20—25 kg
per hektar (ha) dengan kapasitas kerja 3—6 jam per ha tergantung
pengalaman operator.Tabung benih terbuat dari pipa paralon dengan ukuran
4 inci. Pada tabung benih terdapat 8 baris lubang untuk keluarnya benih dengan jarak antarbaris 25 cm.
Di dalam tabung dipasang penyekat untuk memisahkan tabung menjadi 4 baris lubang di kanan dan 4 baris lubang di kiri. Tiap baris melingkar paralon terdapat 7 lubang dengan diameter lubang 12 mm dan dilengkapi penutup lubang sehingga memungkinkan hanya lubang paling bawah yang terbuka pada saat dioperasikan Pembuat larikan (marker) terdiri dari kayu pemegang dan ujung marker terbuat dari plastik.
Di dalam tabung dipasang penyekat untuk memisahkan tabung menjadi 4 baris lubang di kanan dan 4 baris lubang di kiri. Tiap baris melingkar paralon terdapat 7 lubang dengan diameter lubang 12 mm dan dilengkapi penutup lubang sehingga memungkinkan hanya lubang paling bawah yang terbuka pada saat dioperasikan Pembuat larikan (marker) terdiri dari kayu pemegang dan ujung marker terbuat dari plastik.
Keduanya dihubungkan dengan dua baut supaya panjang marker dapat diatur
sesuai kedalaman larikan yang diinginkan. Marker dipasang sebaris dengan
lubang benih sehingga benih jatuh pada alur dan tertutup oleh lumpur.
Roda
terbuat dari kayu dengan diameter 50 cm dan tebal 4 cm. Pada roda
bagian luar dipasang tujuh sayap segaris dengan lubang benih. Sayap pada
roda berfungsi membuat jarak tanam dalam barisan dan menahan roda agar tidak
selip saat ditarik.Pengisian benih dilakukan melalui kedua pusat roda
bagian luar yang dapat dibuka dan ditutup. Agar benih dapat jatuh dengan
baik, tabung hanya diisi 70%–80% dari volumenya. Setiap kali mengisi
tabung sekitar 6–7 kg benih, masing-masing 3–3,5 kg di kiri dan kanan, untuk 0,25–0,3 ha sawah.Baytani dirancang bangun dengan
harapan, sistem tabela dapat menjadi alternatif dalam bercocok tanam padi selain sistem pindah tanam. Sekaligus sebagai solusi makin
sulitnya tenaga tanam. Dan yang lebih penting, sistem tabela merupakan teknologi bertanam padi hemat air. Secara teori antara tabela
dengan sistem pindah tanam, kebutuhan airnya berbeda.
Pada sistem pindah tanam, yang ditanam adalah bibit sehingga perlu air
untuk penggenangan. Jika tidak digenangi, maka bibit akan mati.
Sedangkan pada tabela, biji yang ditanam akan tumbuh dalam situasi
aerob, jadi bila digenangi akan mati. Jadi,
diperlukan kondisi yang tidak tergenang. Dari sisi bahan yang ditanam
saja menunjukkan tabela memang hemat air. Setelah sebar benih sampai
umur 19 hari, kondisi lahan hanya macak-macak. Pada umur 10—30 hari,
tanaman memasuki masa pertumbuhan. Perbanyakan anakan akan berlangsung
bagus bila diberikan air secara berkala 2—3 hari sekali. Air masuk cukup
sampai memenuhi caren dan membasahi permukaan guludan. Setelah 30 hari
dan seterusnya, tanaman bisa diperlakukan seperti sistem pindah tanam.
No comments:
Post a Comment