==== DIRGAHAYU RI KE 77 PULIH LEBIH CEPAT BANGKIT LEBIH KUAT ==TETAP TAAT PROTOKOL KESEHATAN == MEMAKAI MASKER ====== HINDARI KERAMAIAN /KURANGI AKTIFITAS LUAR RUMAH =
APBDesa TAHUN 2022 ====== PENDAPATAN = Dana Desa ==> 744,481,000.00 ADD ==> 513.587.000 + PBH==> 38.362.764.00 + BKK ==> 13,250,000.00 ==> Pasar Desa ==> 85,000,000. == Pengelolaan TKD ==> 120,000,000.00 == JUMLAH PENDAPATAN == > 1,514,680,764.00 == BELANJA ==> PEMERINTAHAN DESA ==> 610,197,220.57 == PEMBANGUNAN DESA ==> 239876350 + PEMBINAAN KEMASYARAKATAN ==> 238,980,000.00 == PEMBERDAYAAN MASYARAKAT ==> 252,965,389.66 === KEGIATAN BENCANA, DARURAT DAN MENDESAK ==> 298,800,000.00 == JUMLAH BELANJA DESA ==> 1,640,818,960.23 = SURPLUS / DEFISIT ==> (126,138,196.23) ==== Penerimaan Pembiayaan ==> 136,138,196.23 === Pengeluaran Pembiayaan ==> 10,000,000.00 === PEMBIAYAAN BERSIH ==> 126,138,196.23 = SILPA ==> 0.00 ****

13 December 2013

BERTANAM TEMULAWAK





Temulawak merupakan tanaman obat berupa rumpun berbatang semu yang disinyalir asli dari Indonesia. Meski demikian, kini persebaran tumbuh temulawak hampir merambah seluruh dunia. Kini kita bisa menjumpai temulawak di Negara seperti Cina, IndoCina, Barbados, India, Jepang, Korea, Amerika Serikat, Malaysia dan beberapa Negara di kawasan Eropa. Pada prinsipnya, temulawak tidak dikembangkan dalam jumlah besar-besaran. Budidaya temulawak memang hanya dalam skala kecil dengan menggunakan teknologi sederhana. Oleh sebab itu, ada kesulitan tersendiri untuk menentukan letak sentra budidaya temulawak. Sebab persebarannya merata di daerah dataran sedang dan tinggi, terutama di  lahan teduh.

Kondisi Terbaik Untuk Budidaya Temulawak

Secara alami, tanaman temulawak bisa tumbuh dengan baik di lahan teduh dan terlindung dari paparan sinar matahari langsung. Habitat alami tanaman ini dahulu di bawah naungan pohon bambu juga pohon jati. Meski demikian, saat ini dengan mudah kita sudah bisa mendapatkan temulawak yang tumbuh baik di tempat dengan paparan matahari sedang misalnya di tanah tegalan. Memang pada prinsipnya, temulawak memiliki daya adaptasi tinggi terhadap berbagai cuaca di wilayah beriklim tropis. Suhu udara terbaik untuk budidaya tanaman ini antara 19 sampai 30°C. Sementara itu, curah hujan terbaik antara 1000 sampai 4000 mm per tahunnya.

Pada dasarnya, temulawak menyukai tanah gembur. Tetapi, tumbuhan ini juga bisa berdapatasi dengan berbagai jenis tanah seperti tanah berkapur, berpasir, agak berpasir maupun tanah-tanah berat yang berliat. Namun demikian untuk memproduksi rimpang yang optimal diperlukan tanah yang subur, gembur dan berdrainase baik. Dengan demikian pemupukan anorganik dan organik diperlukan untuk memberi unsur hara yang cukup dan menjaga struktur tanah agar tetap gembur. Tanah yang mengandung bahan organik diperlukan untuk menjaga agar tanah tidak mudah tergenang air.
Pemilihan Bibit
Langkah budidaya temulawak selanjutnya adalah proses pembibitan. Tanaman ini diperbanyak dengan cara vegetatif yakni dengan menggunakan rimpang induk (rimpang utama) atau rimpang anakan (rimpang cabang). Bakal bibit harus sehat dan memiliki umur pas yakni 10 sampai 12 bulan. Baik itu bibit rimpang induk dan rimpang cabang, harus diolah terlebih dahulu. Berikut penanganannya:
  • Rimpang induk dibelah menjadi empat bagian yang mengandung 2-3 mata tunas dan dijemur selama 3-4 jam selama 4-6 hari berturut-turut. Setelah itu rimpang dapat langsung ditanam.
  • Simpan rimpang anak yang baru diambil di tempat lembab dan gelap selama 1-2 bulan sampai keluar tunas baru. Penyiapan bibit dapat pula dilakukan dengan menimbun rimpang di dalam tanah pada tempat teduh, meyiraminya dengan air bersih setiap pagi/sore hari sampai keluar tunas. Rimpang yang telah bertunas segera dipotong-potong menjadi potongan yang memiliki 2-3 mata tunas yang siap ditanam.
Bibit yang berasal dari rimpang induk lebih baik daripada rimpang anakan. Sebaiknya bibit disiapkan sesaat sebelum tanam agar mutu bibit tidak berkurang akibat penyimpanan.

Proses Penanaman
Penanaman dilakukan secara monokultur dan jauh lebih baik dilakukan di awal musim penghujan kecuali dia daerah yang memiliki pengairan sepanjang waktu. Masa awal pertumbuhan adalah saat dimana tanaman memerlukan banyak air. Lubang tanam dibuat di atas petakan berukuran lubang 30 x 30 cm dengan kedalaman sekitar 50 cm. Jarak antara lubang adalah 60 x 60 cm. Satu bibit dimasukkan ke dalam lubang tanam dengan posisi mata tunas menghadap ke atas. Setelah itu bibit ditimbun dengan tanah sedalam 10 cm. Masa tanam temulawak yaitu pada awal musim hujan untuk masa panen musim kemarau mendatang.

Pemeliharaan Tanaman
Dalam budidaya temulawak, langkah pemeliharaan melingkupi penyulaman, penyiangan, pembubunan, pemupukan, pengairan/penyiramaan, penyemprotan pestisida, pemulsaan, serta pengendalian hama, gulma juga penyakit.
  • Penyulaman. Merupakan proses dimana tanaman yang rusak atau mati diganti oleh bibit yang sehat yang merupakan bibit cadangan.
  • Penyiangan. Langkah ini dilakukan dengan membenahi rumput luar dan dilakukan setiap pagi atau sore hari. Tujuan penyiangan adalah untul menghindari persaingan makanan dan air antara rumput dan temulawak.
  • Pembubunan. Langkah ini dilakukan pada pertanaman rimpang-rimpangan untuk memberikan media tumbuh rimpang yang cukup baik. Caranya dengan menimbun kembali area peeakaran dengan tanah yang jatuh terbawa air.
  • Pemupukan. Pada dasarnya bisa dilakukan dengan cara organic maupun kimiawi. 
  • Pengairan dan Penyiraman. Dilakukan secara rutin di pagi atau sore hari pada saat tanaman masih berada dalam fase awal pertumbuhan. 
  • Penyemprotan pestisida. Langkah ini dilakukan hanya pada saat hama penyakit terlihat menyerang.
  • Pemulsaan. Langkah ini adalah dengan menyusun jerami di tanah untuk menghindari kekeringan dan mencegah tumbuhnya gulma secara berlebihan. Jerami dihamparkan merata menutupi permukaan tanah di antara lubang tanaman.
  • Pembasmian hama, gulma juga penyakit. Langkah ini dilakukan secara intensif (seperti penyemprotan pestisida) pada saat ancaman telah terlihat. Adapun hama yang sering menyerang temulawak adalah ulat jengkal, ulat tanah dan lalat rimpang. Sementara itu Gulma potensial pada pertanaman temu lawak adalah gulma kebun antara lain adalah rumput teki, alang-alang, ageratum, dan gulma berdaun lebar lainnya. Sementara itu penyakit yang sering menyerang temulawak adalah jamur fusarium dan penyakit layu. Langkah pembasmian ketiga hambatan ini dengan menyemprotkan obatan khusus dengan konstrasi pada wilayah yang terancam.
Setelah langkah-langkah tersebut di atas dilakukan, maka petani tinggal menunggu hasil panen rimpang temulawak. Pemanenan dilakukan di akhir masa pertumbuhan temulawak yakni pada musim kemarau. Tetapi, bila tidak sempat dipanen pada musim kemarau tahun pertama, maka sebaiknya dilakukan pada musim kemarau tahun berikutnya. Pemanenan pada musim hujan menyebabkan rusaknya rimpang dan menurunkan kualitas rimpang sehubungan dengan rendahnya bahan aktif karena lebih banyak kadar airnya. Budidaya temulawak ini pada dasarnya cukup mudah. Jika anda belum siap menjadikan budidaya temu lawak  sebagai penopang ekonomi, tak ada salahnya menanamnya di pekarangan. Selain menjadi tanaman obat, temulawak juga bisa menjadi tanama hias sebab memiliki bunga yang cantik.

25 July 2013

GAJI BULANAN DARI TANAM JAHE DI POLYBAG




Banyak  orang  beranggapan  bahwa bertani itu hanya berpenghasilan musiman, dapat penghasilan saat panen saja, namun bila kita kelola dengan baik, sebenarnya kita bisa memiliki penghasilan rutin bulanan yang sungguh sangat menjanjikan ……….
Tidak percaya ……….
Mari kita bahas bersama …….
Kita ambil suatu contoh sederhana, seperti  yang dikupas rekan2 …, kita bertanam tanaman yang sangat kita kenal, yaitu bertanam  JAHE  dalam KARUNG / GLANGSING atau POLYBAG di sekitar kita, tidak  usah disawah, cukup di halaman atau lahan nganggur di sekitar kita.
Tidak usah banyak, kita bisa mencoba menanam perbulan sebanyak 20 atau 40 polybag saja, jadi misalnya bulan Januari menanam 40 polybag Jahe, Pebruari 40 polybag, maret 40 polybag  dan seterusnya,,,,,
Jahe , biasa bisa kita panen usia 8- 10 bulan, lebih baik pada usia 10 bulan , supaya benar 2 panen berkwalitas baik jadi penanaman bulan Januari bisa kita petik panen di bulan Oktober , Nopember, Desember dan seterusnya, sehingga mulai Oktober kita memiliki penghasilan 40 polybag Jahe,…….
Skema tanam dan Panen
Waktu Tanam
Jumlah Tanam
Waktu Panen


Januari
40 karung
November


Februari
40 Karung
Desember


Maret
40 Karung
Januari


April
40 karung
Februari


Mei
40 karung
Maret


Juni
40 karung
April


Juli
40 karung
Mei


Agustus
40 karung
Juni


September
40 karung
Juli


Oktober
40 karung
Agustus


November
40 karung
September


Desember
40 karung
Oktober



    Mari kita hitung
 Hitung-hitunganya gimana? berapa rupiah yang kemungkinan bisa kita hasilkan tiap bulan
 SEDERHANA SAJA DULU........
.Modal Tiap bulannya :
 Bibit jahe 40 rimpang x Rp.1.000,-     Rp.40.000 === > ( sekitar 1,5 - 2 kg jahe )
 Polibag/karung 40 x Rp.1.500            Rp.60.000
 Pupuk dan pestisida                            Rp.70.000
 TOTAL                                              Rp.170.000,-
 Hasil tiap bulannya :
Tanam jahe media karung dengan pola HCS bisa menghasilkan 10-20 kg tiap polibag/karungnya. Tapi disini kita ambil contoh hasil terendah saja misalkan saja 1 polibag/karung menghasilkan 5 kg jahe dan harga jual per kilo jahe Rp.15.000 
maka    :      40 karung x 5 kg          = 200 kg
                   200 kg x Rp. 15.000    =   Rp  3.000.000 ,-
Jadi bisa kita ketahui nantinya mulai bulan November sampai terus kedepan kita akan mendapat penghasilan Rp. 3.000.000. hasil ini bisa lebih jika hasil panen kita bisa maksimal dan harga jual jahe naik.
Jadi bisa kita ketahui nantinya mulai bulan November sampai terus kedepan kita akan mendapat penghasilan Rp. 3.000.000. hasil ini bisa lebih jika hasil panen kita bisa maksimal dan harga jual jahe naik
HCS memberi suatu contoh pada kita, bagaimana kita bertanam jahe  !!!
Memilih tanaman budidaya yang tepat memang sangat berpengaruh pada hasil dan keuntungan yang akan didapat, namun jika terlalu lama memilih tanaman yang tepat maka keuntungan yang diharap akan terlewat karena musim dan harga biasanya berkaitan, dimana musim yang kurang mendukung harga komoditi tertentu mencapai harga tertinggi, dan sebaliknya saat musim baik dan banyak orang berbudidaya biasanya hargapun juga turun hal ini sesuai dengan hukum ekonomi. Untuk mencegah hal itu terjadi, maka Petani tak perlu tunggu musim atau rame- rame menanam, sehingga tidak lagi terjadi “panen massal”, dengan demikian tak perlu terjadi penurunan harga dikarenakan terlalu banyak stok dan menurunnya jumlah-permintaan.
Kita tentukan saja pilihan kita kali ini pada tanaman budidaya Jahe Merah. Tanaman ini tak terlalu sulit dalam berbudidayanya. cukup di sela-sela tanaman pokok (sengon, kopi, atau tanaman buah-buahan ), Media tanam bisa menggunakan Karung/Glangsing/Polybag yang telah diisi bokashi dan tanah dengan perbandingan 1: 3. Pengisian media tanam awalnya hanya perlu diisi setinggi kira-kira 15 cm 
Sebagai pertimbangan nilai ekonomi Polybag yang diisi 2 - 3 tunas bibit Jahe seharga Rp. 500,-  dalam waktu 8 - 10 bulan bisa berkembang menjadi 20 kg. (jika menggunakan cara konvensional, estimasi 1 rumpun hanya kisaran 2 kg). Misalnya estimasi harga ± Rp 25.000 –  Rp. 40.000, maka per polybag dapat menghasilkan Rp. 500.000,- sampai Rp. 800.000,-. Jika Anda mempunyai 100 polybag saja maka estimasi Hasil kotor yang anda peroleh adalah Rp. 50.000.000,- sampai Rp. 80.000.000,- Sebuah keuntungan yang sangat fantastis bukan…??? Itulah potensi keuntungan yang bisa kita dapatkan....
Dengan perawatan sangat sederhana yakni pemupukan berkala dengan Bokashi dan SOT HCS yang dikocorkan maupun disemprot pada bibit yang ditanam, penyemprotan dan pengocoran SOT hanya perlu dilakukan 2 minggu sekali dan penambahan Bokashi dilakukan seiring pertumbuhan tunas sampai Polybag terisi dengan ketinggian 80%. Setelah Polybag terisi Tanah dan Bokashi, maka yang dilakukan tinggal perawatan sampai panen, antara 8 – 10 bulan..
PEMBIBITAN
Untuk bibit jahe yang sudah siap tanam / atau yang sudah bertunas skitar 5-10 cm, namun jika susah memperoleh bibit tunas kita bisa menyemai sendiri bibit jahe yang akan ditanam. Ada beberapa teknik penyemaian. Disini saya bahas salah satunya saja yaitu penyemaian jahe dalam kotak kayu
Rimpang jahe yang baru dipanen dijemur sementara (tidak sampai kering), kemudian disimpan sekitar 1-1,5 bulan. Patahkan rimpang tersebut dengan tangan dimana setiap potongan memiliki 3-5 mata tunas dan dijemur ulang 1/2-1 hari. Selanjutnya sebelum disemai bibit harus dibebaskan dari virus penyakit dengan cara potongan bakal bibit tersebut dikemas ke dalam karung  lalu dicelupkan dalam larutan PHEFOC selama 15 menit lalu keringkan. (Larutkan 1 tutup PHEFOC ke dalam 14 liter air, tambahkan 2 sendok makan gula pasir, diamkan selama 15 menit, larutan PHEFOC telah siap untuk digunakan)
Rendam kembali dengan zat pengatur tumbuh SOT sekitar 6 jam. ( Larutkan 5 tutup SOT dengan 14 liter air, tambah 2-3 sendok makan gula pasir, diamkan terlebih dahulu selama 15 menit), larutan siap digunakan. Setelah perendaman lalu tiriskan sampe kering. Benih telah siap disemaikan
Lakukan cara penyemaian dengan peti kayu sebagai berikut: isi kotak kayu dengan tanah+bokashi 3:1 lalu benamkan rimpang jahe tutup dgn tanh/daun kering tipis-tipis, rawat dengan menyirami 2x sehari. Setelah 2-4 minggu lagi, bibit jahe tersebut sudah siap dipindah ke karung/polibag/keranjang tanam
PENANAMAN
siapkan alat dan bahan :          - cangkul / sekop (untuk mengaduk)
                                              -  karung / polybag bekas
                                               - ember
                                               - bokashi
                                              - tanah
Ambil rimpang jahe dari kotak penyemaian kemudian patah-patahkan dengan tangan rimpang jahe tersebut menjadi 2 - 3 ruas, dimana 1 ruasnya terdapat minimal 2 mata tunas
Lalu buat campuran antara tanah dan bokashi dengan perbandingan 3:1 . Masukkan campuran tanah dan bokashi ke dalam karung/polibag/keranjang dengan ketinggian sekitar 15cm , jika menggunakan media karung sesuaikan terlebih dahulu tinggi karung dengan cara menekuk bagian atas karung seperti gambar paling atas agar ketinggian sesuai.kemudian masukan tunas bibit jahenya, ( satu karung bisa diisi sekitar 3-4 titik tanam  untuk hasil yang maksimal) 
Setelah selesai penanaman keseluruhan siram dengan air . Selama sekitar seminggu lakukan penyiraman rutin pagi dan sore agar tunas tidak layu/ kering.
PERAWATAN / PEMUPUKAN
Sirami tiap hari minimal sehari sekali, tapi jika cuaca panas atau musim kemarau sebaiknya siram 2 x sehari 
Sekitar usia 2-4 minggu lakukan pengocoran dengan fermentasi SOT.(SOT 5 tutup, Gula 3 sendok makan, Urine 2 liter, Feses 2 liter, difermentasi 24 jam). setelah fermentasi jadi campur dengan 15 liter air lalu gunakan untuk mengocor/ menyiram. 
Lakukan penyemprotan dengan SOT dan PHEFOC secara bergantian dengan interval 2 minggu- 4 minggu sekali. (bahan untuk menyemprot SOT/PHEFOC 5 tutup, Gula 3 sendok, bisa ditambah urine 0,5 liter fermentasi 24 jam) kemudian campur air 1 tangki dan siap disemprotkan 
Lakukan pengurukan kembali dengan tanah + bokashi (3:1) pada usia 2-3 bulan atau jika terlihat rimpang jahe yang menyembul keluar timbun/uruk sekitar 10cm 
Lakukan pengurukan ini berulang-ulang seiring pertumbuhan jahe hingga usia sekitar 8 bulan atau sampai karung / polibag / keranjang terisi penuh dengan tanah urukan         
Dengan teknik pengurukan seperti ini kita akan mendapatkan hasil yang lumayan melimpah, karung /polibag/keranjang kita akan terisi penuh dengan rimpang jahe
Jika langkah-langkah diatas sudah kita lalui selama 8-10 bulan, sudah saatnya jahe kita siap dipanen
SESUAIKAN DENGAN KEMAMPUAN ANDA!!!!!!.


PATIHAN KIDUL 2018